Bakrie Autoparts Serius Tangani Bus Listrik di Indonesia

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) bekerja sama dengan produsen otomotif asal Tiongkok, BYD Auto Co.Ltd, memperkenalkan dua bus listrik mereka, yakni BYD K9 dan K6 di Bali (15/10/2018).

Perkenalan ini merupakan langkah awal BNBR dalam strategi untuk menjadi salah satu pemain utama dalam bisnis penyediaan kendaraan listrik di Indonesia.

Di Bali, dua unit bus listrik ini sebelumnya difungsikan sebagai salah satu kendaraan operasional selama penyelenggaraan International Monetary Fund & World Bank (IMF) pekan lalu.

Rencananya, BNBR tidak hanya sekedar menjual kendaraan bus, tapi juga menawarkan sistem transportasi untuk kota-kota di Indonesia.

Untuk memuluskan hal tersebut, Bobby Gafur Umar, Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk telah mengadakan pembicaraan dengan sejumlah kepala daerah, salah satunya gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

(BACA JUGA: PLN Berkolaborasi dengan 20 Mitra Strategis untuk Menandatangani MoU)

“Kami mengajak mereka untuk bekerja sama memanfaatkan bus listrik yang kami produksi. Kami optimis, sebab kami tidak hanya sekadar menjual kendaraan bus, tapi juga menawarkan sistem transportasi untuk kota-kota di Indonesia,” katanya.

“Awal 2019 BNBR berharap sudah bisa mulai melakukan penetrasi pasar, khususnya untuk bus dengan gross vehicle weight (GVW) di bawah 24 ton,” kata Bobby.

“Kami sudah on the track, menetapkan target-target untuk mengembangkan bisnis bus listrik ini,” sambungnya.

Menurut Bobby, beberapa komponen dari bus listrik ini sudah bisa diproduksi di Indonesia, sehingga ia menargetkan di tahun 2022 nanti, pihaknya diharapkan sudah bisa memproduksi kandungan lokal sebanyak 55 persen dalam bus ini.

“Tetapi, memang masih ada yang secara bertahap baru bisa diproduksi di Indonesia karena penguasaan teknologi nya masih perlu dipelajari dan dikuasai,” katanya.

Bobby menegaskan, arah dari kerja sama dengan BYD ini adalah adanya transfer ilmu serta peningkatan lokalisasi melalui pembangunan industri di Indonesia.

“Kami akan menyediakan beberapa lokasi seperti di Bekasi, Balaraja dan Lampung. Untuk perakitan mungkin di Balaraja, karena lahan di sana cukup luas, sekitar 7,7 hektar,” ucapnya.

“Tetapi, memang masih ada yang secara bertahap baru bisa diproduksi di Indonesia karena penguasaan teknologi nya masih perlu dipelajari dan dikuasai,” katanya.

Bobby menegaskan, arah dari kerja sama dengan BYD ini adalah adanya transfer ilmu serta peningkatan lokalisasi melalui pembangunan industri di Indonesia.

“Kami akan menyediakan beberapa lokasi seperti di Bekasi, Balaraja dan Lampung. Untuk perakitan mungkin di Balaraja, karena lahan di sana cukup luas, sekitar 7,7 hektar,” ucapnya.

Sumber: gridoto.com

This website uses cookies and asks your personal data to enhance your browsing experience.